"Saat kebanyakan musisi membawa budaya hedonis, kenapa kita ga belokkin budaya itu?" begitulah kata seorang musisi independen, Fiersa Besari, saat ia diwawancarai untuk Komunitas Pecandu Buku di salah satu stasiun TV swasta.
Begitu banyak orang-orang yang mengeluarkan statement tentang hedonisme dan seolah memposisikan diri mereka sebagai orang yang bukan hedonis, beberapa teman saya juga seperti itu. Tapi, bukankah kita semua sejatinya memang seorang hedonis?
"Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia." - Sumber, Wikipedia.
Dilihat dari pengertian hedonisme yang ada di Wikipedia, kita pasti menyadari kalau semua orang adalah hedonis. Kita semua adalah manusia yang selalu mencari kesenangan, tak terkecuali juga saya. Terlalu munafik bila seorang manusia mengatakan kalau dia tak mencari kebahagiaan dalam hidupnya. Saya terus menulis dan menjadi buruh aksara tidak dibayar tapi ini semua menyenangkan jadi saya tidak pernah berhenti, saya mencari kebahagiaan dan saya menemukannya di kegiatan ini, saya seorang hedonis? Iya.
Kadang saya ingin mendebat orang-orang yang menolak hedonisme dan memposisikan diri mereka seperti bukan orang hedonis, tapi itu akan melelahkan dan tidak menyenangkan bahkan bisa menyakitkan, saya menghindari semua itu. Saya seorang hedonis? Iya. Tidak ada manusia yang mencari-cari momen dan perasaan yang menyakitkan kecuali orang itu sakit mental atau ia sedang jatuh cinta pada orang yang salah.
Manusia selalu mencari kesenangan dan kebahagiaan di setiap kegiatan, di setiap nafas yang dihembuskan, di setiap kesempatan. Manusia sejatinya adalah seorang hedonis. Ya sudahlah, yang penting saya, kalian dan semua orang bahagia.
Ini tulisan gak jelas sebenarnya.
Pasha Fatahillah.
