Juno : Mortuari Firdaus

Agustus 23, 2021

Surga adalah tujuan akhir para puritan, religius, dan manusia-manusia yang masih berkesempatan mengetuk pintu taubat dan diterima sepenuhnya. Firdaus adalah tingkatan tertinggi dalam hierarki surga, segala apa yang diharapkan seonggok manusia di atas hamparan dunia sudah tersedia untuk dinikmati di sini. Para puritan yang menahan rasa penasaran atas bagaimana rasanya alkohol dan narkoba akhirnya bisa mencoba dan menikmati sepuasnya di ladang Firdaus; segala jenis liquor dan narkotika sintetis maupun alami tersedia di sini, tinggal petik sendiri. Para religius yang hidup atas arahan Tuhan dan Kitab Suci bisa menyeleweng di sini, mereka pun sadar; Tuhan tetap agung meski tidak diagungkan. Segalanya indah, segalanya terpenuhi, putih tanpa hitam sedikitpun, suci tanpa dosa yang menodai.

Namun, tak semua orang tahu bahwa Firdaus memiliki ruang gelapnya sendiri. Di belakang taman Eden, terdapat lapang luas berbariskan nisan-nisan tanpa nama. Surga memiliki mortuarinya sendiri. Di lapang inilah segala hal yang mulia dimakamkan; manusia-manusia baik yang menolak hidup kembali di surga, niat suci tanpa cela, malaikat yang bunuh diri, amal jariyah yang akhirnya tertutup, juga hal sesimpel cinta.



Barisan nisan ini memiliki pengurusnya, hal mulia meski sekadar bangkai tetap harus diurus dan diagungkan. Farah dan Fatah adalah adik-kakak penjaga Mortuari Firdaus, mereka diciptakan langsung oleh Tuhan hanya untuk menyeragamkan diri dengan barisan nisan sejak nafas pertama ditarik hingga nafas terakhir diembuskan yang entah kapan.

Tidak seperti di dunia, kematian adalah hal yang seringkali mendadak dan tidak satupun manusia tahu kapan tepatnya. Di Firdaus, segala kabar kematian diterima oleh Fatah dan Farah sejak jauh-jauh hari. Kemarin mereka mendapat kabar bahwa satu kematian hal yang mulia akan datang kembali, kecil namun tetap layak mendapat tempat di Mortuari Firdaus; cinta.

Sejak kemarin, Fatah dan Farah menyiapkan satu makam untuk cinta yang akan mati. Di dunia maupun Firdaus, ketekunan penjaga makam dan penggali kubur adalah hal yang harus diacungi jempol. Makamnya akan selesai dan siap untuk ditempati barang dua hari lagi.

"Kapan?" Farah bertanya pada Fatah, menyinggung kapan penghuni makam ini akan datang.

"Akhir tahun 2021 kalau Tuhan mengijinkan," jawab Fatah.

"Kasihan, sakaratul mautnya sudah terasa," ujar Farah.
"Siapa kali ini?"

"Juno dan segala mimpinya." Fatah masih tekun menggali meski harus dikebiri pertanyaan Farah.

"Sudah berkali-kali kita menyiapkan makam untuk lelaki ini. Entah sampai kapan." Fatah dan Farah sebelumnya memang pernah memakamkan cinta milik lelaki yang sama; pengulangan ini pun membuat mereka sempat bosan.

Sebelumnya, Fatah dan Farah sudah memakamkan cinta dengan nama Temaram, Kala dan Antara; kini mereka menyiapkan makam untuk cinta milik lelaki yang sama di bawah nama Juno.

"Ini yang terakhir katanya," Fatah berujar. Untuk pertama kalinya Ia berhenti menggali. Ia melihat ke lelangit Firdaus yang segalanya monoton putih, tanpa biru, tanpa panas dan tanpa kelabu. Indah itu membosankan Ia pikir.

"Semoga saja," Farah menjawab.

"Sehingga satu makam ini semakin membesar tiap harinya, terisi oleh tiap bagian mati dari lelaki itu yang dipersembahkan hanya untuk Juno. Tanpa perlu ada makam lain dengan nama lain, hanya Juno dan hanya Juno." Fatah menyalakan rokok yang muncul entah dari mana.

"Hingga akhirnya lelaki itu sendiri yang didatangkan Tuhan ke sini," Farah melanjutkan kalimat kakaknya.

"Kalau saja nanti dia sudah tidak kafir," ketus Fatah.

Farah tertawa. Fatah tertawa. Makam ditunda, Farah dan Fatah ingin menertawakan hipokrit bernamakan 'manusia' terlebih dahulu. Hingga akhir tahun, hingga waktunya tiba.

23 Agustus 2021. Dalam hingga dan akhirnya.
Pasha Fatahillah.

Cr Image: Toa Heftiba

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook