Entry, Day 160 : Gusti
Mei 22, 2021Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hamba panjatkan puji dan syukur atas kehadiran setan-setan yang senantiasa mencengkeram; berbisik culas paling keras ketika mata terpejam; dengan tekun meramu emosi yang tak bisa diredam; menghina karena Izrail -- sekali lagi -- tak kunjung tiba di ujung malam.
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, hamba ucapkan terima kasih atas jiwa-jiwa mati yang masih menghantui dari awal hari hingga pagi datang kembali. Atas dosa-dosa dan sesal yang kian hari kian menjalang, mencegat tiap tarikan napas di pangkal trakea serupa preman di ujung gang. Atas ketidakmampuan hamba untuk amnesia barang sedetik, dua detik saja. Atas gigihnya Tuhan untuk menyiksa rentetan pikiran dengan menabrakannya ke tembok realita, atau jatuh ke jurang dunia.
Terima kasih, Tuhan. Bila nanti saatnya pikiranku bisu dan meredam, mati dan terendam; jiwa mana lagi yang akan Kau beri berkah? Siapa lagi yang akan mengirimkanmu sebait kalam puitik berbilaskan najis ketika malam meninggi? Siapa lagi yang akan mengerutkan dahi, mengeraskan rahang dan mengumpat dalam hati di tengah sujudnya di atas sajadah? Siapa lagi yang akan memandangmu marah di barisan ketiga kursi gereja? Siapa lagi yang akan menghapusmu di ruang hampa vipassana?
Aku masih belum Kau beri mati sebab Kau akan kesepian. Tiap otoritas perlu oposisi agar tetap punya kuasa. Akulah sumber kuatmu, tanpa aku dan kafir-kafir lainnya, Kau hanyalah sisa-sisa Olympus. Reruntuhan. Bangkai yang habis digerus jaman.
Manunggaling kawula Gusti, Tuhan hidup di dalam aku sendiri.
22 Mei 2021. Angkara.
Pictures' credit:
Aron Yigin
Sebastian Unrau
France Perles
Matt Howard
Michael Held
2 comments
Cepat kiamat
BalasHapusSemoga
Hapus