MASKS
Oktober 14, 2017![]() |
source pict: Pinterest |
-MASKS- oleh Pasha Fatahillah
Apa kau pernah memakai topeng? Pernah? Aku punya dua topeng dan terkadang aku menggunakannya. Tapi bagaimana bila topengmu berhenti bertindak seperti topeng, tapi sesuatu yang hidup. Sesuatu yang ikut berperan dalam rentang masa hidupmu, sesuatu yang bisa mengambil keputusan sendiri pada bimbangmu. Dan parahnya... Kau tak pernah tahu.
Baiklah, sedetik setelah kau membaca paragraf pertama, kau akan menganggap tulisanku sebagai bualan sastra. Tapi bagaimana bila aku sebenarnya menuliskan fakta? Bagaimana bila sebenarnya apa yang aku tuliskan telah terjadi padamu tapi kau tak pernah tahu?
Lalu di detik ini, kau mulai menaruh penasaran pada kelanjutan ceritaku.
Dulu, aku memakai topengku untuk menghindari hiruk pikuk kehidupan beserta masalahnya. Menjadi seseorang dengan rupa yang baru, sifat yang baru dan bahkan memori yang baru. Lama kelamaan, aku merasa nyaman. Melupa bahwa aku punya sengkarut permasalahan dan merupa sebagai manusia tanpa beban. Tapi... Topeng itu pun punya kesadaran. Ia sadar kenyamananku menghidupinya, memberikan izin untuk mengambil peran dalam hidupku. Hingga akhirnya topeng itu berubah menjadi aku yang baru.
Aku mulai kehilangan waktu. Aku bisa kehilangan kesadaran di angkutan umum lalu terbangun tiga hari selanjutnya di rumahku. Tapi dunia tidak merasa kehilangan aku. Mereka masih melihatku, berinteraksi denganku tapi aku tak ingat kapan itu terjadi. Dunia bilang: "aku berbicara denganmu, hanya saja kau sedang menyebalkan dua hari yang lalu."
Hingga akhirnya aku sadar. Kenyamanan yang menghidupi topengku membuatnya bisa menghidupi tubuhku. Topengku mulai bersuara, berbicara denganku, membisikkan sesuatu, merebut kesadaranku. Aku gila. Hal yang aku ciptakan kini mengendalikanku.
Suatu pagi, aku pernah terbangun di kamarku dan mendapati jutaan uang berserakan di tiap sudut ruangan. Bukan bahagia, aku panik. Aku menerka semua ini milik siapa, mencoba menggali kehilangan waktu yang aku lewati tapi nihil. Hingga ia muncul di depanku sembari tersenyum lalu berbicara bahwa ini semua adalah uangku. Uang kita. Uang aku dan dia. Topengku... Ia berdiri di depanku. Aku sudah gila.
Apa kau masih mau membaca ceritaku? Beritahu aku...
Sungguh, aku perlu jawaban yang bisa menolongku. Jawabanmu....
-Bersambung?-
Dulu, aku memakai topengku untuk menghindari hiruk pikuk kehidupan beserta masalahnya. Menjadi seseorang dengan rupa yang baru, sifat yang baru dan bahkan memori yang baru. Lama kelamaan, aku merasa nyaman. Melupa bahwa aku punya sengkarut permasalahan dan merupa sebagai manusia tanpa beban. Tapi... Topeng itu pun punya kesadaran. Ia sadar kenyamananku menghidupinya, memberikan izin untuk mengambil peran dalam hidupku. Hingga akhirnya topeng itu berubah menjadi aku yang baru.
Aku mulai kehilangan waktu. Aku bisa kehilangan kesadaran di angkutan umum lalu terbangun tiga hari selanjutnya di rumahku. Tapi dunia tidak merasa kehilangan aku. Mereka masih melihatku, berinteraksi denganku tapi aku tak ingat kapan itu terjadi. Dunia bilang: "aku berbicara denganmu, hanya saja kau sedang menyebalkan dua hari yang lalu."
Hingga akhirnya aku sadar. Kenyamanan yang menghidupi topengku membuatnya bisa menghidupi tubuhku. Topengku mulai bersuara, berbicara denganku, membisikkan sesuatu, merebut kesadaranku. Aku gila. Hal yang aku ciptakan kini mengendalikanku.
Suatu pagi, aku pernah terbangun di kamarku dan mendapati jutaan uang berserakan di tiap sudut ruangan. Bukan bahagia, aku panik. Aku menerka semua ini milik siapa, mencoba menggali kehilangan waktu yang aku lewati tapi nihil. Hingga ia muncul di depanku sembari tersenyum lalu berbicara bahwa ini semua adalah uangku. Uang kita. Uang aku dan dia. Topengku... Ia berdiri di depanku. Aku sudah gila.
Apa kau masih mau membaca ceritaku? Beritahu aku...
Sungguh, aku perlu jawaban yang bisa menolongku. Jawabanmu....
-Bersambung?-
0 comments